Rokok Tingwe
Rokok Tingwe
Bagi perokok pasti tahu namanya "Tingwe", Apalagi anak daerah yang daerahnya penghasil tembakau.
Tingwe sendiri artinya "nglinting dewe",
Yaitu kegiatan meracik atau menggulung sendiri kertas papier yang di dalamnya sudah dibubuhi tembakau yang membentuk lingkaran memanjang.
Akan bertambah nikmat rasanya jika diberi campuran cengkeh sedikit, menyan bagi orang tua sesuai selera.
Sekarang kegiatan tingwe banyak dilakukan oleh sebagian anak muda, bahkan mahasiswa.
Sebab adanya pemesanan dari mereka di daerah penghasil tembakau.
Sejak 1 Januari 2020, cukai rokok resmi naik, maka efek langsung dari kenaikan cukai adalah harga rokok di Indonesia juga resmi naik. Karena kenaikan angka cukai cukup signifikan, mencapai 21 persen dari cukai sebelumnya, maka kenaikan harga rokok mencapai 35 persen.
Perokok tetap akan bertahan dengan rokok favoritnya meskipun harga mahal.
Sebagian mencari alternatif, dengan berpindah ke produk rokok yang harganya jauh lebih murah.
Sisanya, beralih ke tembakau rajangan dan merokok tingwe, linting dewe.
Memilih tingwe harga lebih murah dan harga merakyat, apalagi di saat pandemi seperti saat ini.
Sebenarnya merokok tingwe, dilakukan orang-orang tua.
Anak muda yang suka tingwe, akan dianggap aneh, terkadang seleranya itu dicemooh. Sebab tingwe tidak lepas dari menyan yang baunya khas.
Tetapi Itu dulu sekarang sudah menjadi trend dan setiap anak muda berkumpul selalu mengeluarkan perlengkapan tingwe.
Perlengkapan tingwe ditaruh dalam slepen.
Slepen yaitu tempat tembaka atau lintingan yang sudah populer sejak dulu. Bertujuan untuk menjaga kelembaban dan citarasa tembakau, selain itu slepen sendiri juga bertujuan untuk memperindah penampilan.
Terbuat dari bahan alami serat pandan yang ramah lingkungan.
Nah bagi yang belum mencoba tingwe bisa beli tembakau rajangan sesuai selera secara langsung dipasar tradisional, petani tembakau bahkan bisa lewat online.
Rasakan bedanya menikmati rokok tingwe bersama teman teman.
Tetap jaga kesehatan sebab merokok dapat merusak paru paru.
Penulis :Kembang Jayanti
Comments
Post a Comment