Soekarno, Kennedy dan Papua Barat
Soekarno, Kennedy dan Papua
Di saat bangsa Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di wilayah Papua namun ironisnya ada segelintir orang yang ingin Papua berpisah dari Republik Indonesia.
Presiden pertama Republik Indonesia yakni Soekarno pernah berbeda pendapat dengan Presiden Amerika Serikat saat itu yakni John F Kennedy mengenai Papua.
Dibalik semua itu kita harus melihat kembali perjuangan Presiden Soekarno dalam mempertahankan Papua Barat dari kekuasaan kolonial.
Kejadian itu sewaktu kunjungan Presiden Soekarno ke Amerika Serikat pada tanggal 24 April 1961, dengan pesawat Pan Am yang membawa rombongan Presiden Soekarno mendarat pada pukul 10 pagi, disambut secara langsung Presiden Kennedy.
Lalu pertemuan dilanjutkan ke Washington untuk mengadakan pembicaraan informal.
Turut mendampingi Sukarno, Wakil Perdana Menteri Pertama Johanes Leimena, Menteri Luar Negeri Subandrio, dan Duta Besar Zairin Zain.
Lalu Presiden Kennedy membuka pembicaraan setibanya di Gedung Putih, Nota percakapan antara Kennedy dan Sukarno termuat dalam arsip Foreign Relations of the United States, 1961-1963, Volume XXIII: Southeast Asia, dokumen nomor 172.
Adapun pembicaraanya yaitu :
P. Kennedy : "Mengapa Anda
menginginkan Irian Barat?"
P. Soekarno : "Wilayah itu adalah bagian dari negara kami; Irian Barat harus segera dilepaskan,”
Kennedy menjelaskan bahwa orang Papua yang ber-ras Melanesia berbeda dengan orang Indonesia pada umumnya yaitu Melayu Mongoloid. Kennedy juga mengingatkan uang yang dikeluarkan oleh Belanda untuk mengelola wilayah tersebut lebih banyak daripada hasil yang didapatkan.
Lalu Presiden Soekarno pun tetap tegas bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia.
“Sebuah bangsa bukan sekedar masalah ras atau warna kulit.”
analoginya Apakah rakyat Amerika semuanya ras kulit putih?.,
Sebagaimana orang-orang kulit hitam dan berwarna lainnya di Amerika, Sukarno menjelaskan maksudnya bahwa Indonesia terdiri dari bermacam-macam ras.
Menurut Kennedy pandangan pandangan Menteri Luar Negeri Belanda Joseph Luns yang menganggap Indonesia akan mengancam wilayah timur dari Irian Barat.
Mengenai wilayah Timur dari pulau Irian (Papua Nugini), Sukarno menegaskan wilayah itu bukan bagian dari teritorial Indonesia sehingga tak ada alasan bagi Indonesia untuk mencaploknya.
Sebuah potret penuh persahabatan tergambar ketika Sukarno, Kennedy, dan Caroline, putri sulung Kennedy yang berumur empat tahun.
Nah dari perdebatan itu dua negarawan terkemuka silang pendapat soal Irian Barat. Namun keduanya sepakat bahwa tak ada tempat bagi kolonialisme.
Papua adalah kita, Indonesia.
Apapun mari kita tetap bersatu menjaga persatuan dan kesatuan untuk NKRI.
Penulis Kembang Jayanti
Comments
Post a Comment