Perjalanan Hidup

Perjalanan Hidup 

(view teras belakang) 

Dilembah sendi-sendi kehidupan
Penuh dengan hiasan warna
Warna yang selalu menyirami 
Dari rasa kebahagiaan hingga menjadikan kebahagiaan itu pahit

Hidup itu lucu dan menarik
Lihatlah diri kita
Dari bayi 
tak terasa Kita telah tumbuh dewasa hingga tua

Entah kemana selanjutnya kita akan di tempatkan, soal itu biarkan Tuhan yang
Menentukan 

Tubuh yang dulu kekar
Kini telah usam
Kulit dan wajah ku yang tampan
Kini telah keriput

Di mata mu
Semua ini tak berharga lagi
Tapi di mata aku
Bahwa ini karya Tuhan yang patut di syukuri

Jangan bangga pada diri mu hari ini
Sebab wujud ku hari ini
Adalah cerminan yang nyata
Bahwa kita semua itu sama

Putaran mata arah angin terus berjalan
Waktu pun terus berganti
Sesegar apapun angin itu
Seindah apapun dunia ini

Semua hanyalah
Hiasan panca indra dalam menerawang semuanya, sebab keindahan itu 
dirilah yang menentukan

Umur ku suda semakin tua
langkah ku suda semakin berat
Untuk beranjarak
Di sini, aku hanya bisa ber kata-kata 

Sambil meratapi bumi pertiwi
Yang di hiasi dengan 
Burung-burung serta dedaunan yang bergoyang

Sungguh indah keangkuhan mu
Meski diri ku suda semakin tua
Aku akan terus berjuang 
Melawan kenyataan ini

Meski aku tau
Bahwa kenyataan ini
tak merubah situasi
Setidaknya aku suda berusaha

Wahai bumi pertiwi ku
Lahirkan lah 
Para pejuang 

Pejuang yang siap teteskan darahnya
Untuk menghiasi mu 
Dulu hingga raga ini tua
Bumi pertiwi ku 

Masih terus seperti sedia kala
Jika ada roh yang siap meneteskan darahnya, Aku akan rela 
Korbankan raga ini untuknya

Namun sayang 
Pertiwi kami selalu 
Di kelilingi para pemuas nafsu
Nafsu akan kepentingan perutnya

Hari pun mulai gelap
Perjalanan pun masih jauh
Raga ini mulai lelah

Bahkan akupun mulai sanggup 
Untuk aku pejagi
Tiba-tiba suara angin telah membisikan ku

Janganlah engkau putus asa
Sesungguhnya putus asa itu
Bukanlah sifat mu yang sesungguhnya

Jalanilah dengan perlahan
Dengan perlahan akan terasa indah

Sekar Jayanti 

Comments

Popular posts from this blog

Sing Teteg ojo Ndredeg

Poligami dan Monogami

Valentino Rossi